Durasi : 123 menit
Rilis : 2009
Sutradara : Jaume Collet-Serra
Pemain : Vera Farmiga (Kate), Peter Sarsgaard (John), Isabelle Fuhrman (Esther), Jimmy Bennet (Daniel), Aryana Engineer (Max).
Yang suka film Horor thriller, pasti tak akan
menyesal menonton “film Orphan”. Secara etimologi, Orphan berasal dari bahasa
Yunani yang berarti anak yatim (yatim piatu). Dalam film ini, Esther yang
menjadi tokoh utama. Dia adalah seorang anak yang tinggal di panti asuhan.
Keluarga terakhir yang mengadopsinya meninggal karena kebakaran, dan Esther
adalah satu-satunya orang yang selamat.
Film ini dibuka dengan adegan dalam mimpi Kate.
Mimpi-mimpi ini selalu datang. Mimpi merupakan representasi kenyataan dalam
bentuk yang abstrak. Kate mengalami keguguran pada kelahiran ketiga, kenyataan
inilah membuatnya merasa bersalah. Kate selalu merasa tertekan. Dia depresi dan
mulai akrab dengan minuman beralkohol. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan
Kate selalu dikunjungi mimpi buruk.
Untuk mengurangi rasa bersalahnya, Kate dan John
akan mengadopsi seorang anak panti setelah berkonsultasi dengan psikiater (dr.
Bowning). Dari panti itulah John dan Kate bertemu Esther. Esther tengah melukis
sendirian di kamarnya. Dia tak punya teman. Kate dan
John yang merasa kasihan karena peristiwa yang pernah menimpanya, kemudian
mengangkat Esther menjadi anak.
Max yang tuna wicara dan sedikit tuna rungu sangat
bergembira. Dia memiliki saudara perempuan. Sayangnya, kepolosan Max
dipermainkan oleh Esther. Hanya Daniel yang tidak menyukai Esther yang aneh. Penampilan,
gaya bahasa, cara makan, cara bergaul yang tidak biasa, membuat Daniel tak mau
mengakuinya sebagai saudara.
Plot selanjutnya berjalan mulus. Cara pengguanaan
alur maju dari peristiwa ke peristiwa membuatnya mudah ditebak. Kesadisan
Esther dimulai dengan mendorong teman sekelasnya yang melakukan bullying. Lantas pembunuhan yang
dilakukan Esther kepada Suster Abigail dengan martil dilakukan di hadapan Max. Kemudian
barang buktinya di simpan di tersembunyi di rumah pohon Daniel.
Pada saat mengantarkan Esther dan daniel ke sekolah,
Esther dengan sengaja melepaskan rem tangan mobil. Mobil berjalan mundur karena
jalannya yang landai. Sedangkan Max yang masih berada di dalamnya menangis
ketakutan. Untung saja, tidak terjadi tabrakan yang mengenaskan. Mobil berhenti
karena tumpukan salju di tikungan.
Adegan yang paling menyebalkan dari Esther adalah
saat ia memberikan seikat mawar putih kepada Kate. Padahal dari awal pertemuan,
mawar putih yang tumbuh di rumahnya adalah simbol Jessica, anak ketiganya yang
gugur. Kate menjelaskan bahwa di dalam mawar putih tersebut tersimpan jiwa
Jessica. Abu kematian jessica di tanam di dalamnya. Jessica akan hidup selama
mawar putih tersebut hidup. Dan yang dilakukan Esther adalah memangkas mawar
putih tersebut dan memberikannya kepada Kate sebagai hadiah. Tentu saja Kate
marah, berbanding terbalik dengan John yang selalu membela Esther.
Manipulasi-manipulasi dilakukan oleh Esther dengan
lihai. Bahkan seorang psikiater pun terkecoh olehnya. Hal ini menjadi janggal,
seorang psikiater mampu men-judge
seseorang dalam satu kali pertemuan. Setelah berkonsultasi dengan dr. Bowning,
dapat disimpulkan hal ini karena kesalahan Kate. Kate telah ceroboh tidak
mengunci mobil dengan rem tangan, sehingga Max berada dalam bahaya.
Kate berusaha mati-matian meyakinkan suami dan dr
Bowning, tapi sekuat itu pula mereka membantah argumentasi kate. Kate jengkel,
dan mencengkeram kuat tangan Esther. Esther lantas menangis, menunjukkan
ketakberdayaannya di hadapan John.
Manipulasi yang paling hebat ditampilkan di sini. Esther
pergi ke sebuah ruangan gelap. Dia mematahkan tangannya sendiri dengan sebuah
alat. Pada saat menjelang tidur, Esther menangis kesakitan. Dia menunjukkan
tangannya yang patah kepada John, akibat ulah Kate.
Kate merasa ada keganjilan dalam diri Esther. Untuk memastikannya,
dia mencari informasi tentang seseorang yang membunuh. Salah satu ciri dari
mereka adalah manipulator yang sangat hebat. Ketika sedang asyik mencari
informasi, di luar rumah Esther tengah membakar rumah pohon yang di dalamnya
berisi barang bukti dan juga Daniel.
Ending cerita ini seperti yang dipaksakan. Pada saat
Daniel berada di rumah sakit, Esther, John beserta Max berada di rumah. John
depresi atas kejadian yang menimpa keluarganya. Dia pun minum minuman
beralkohol. Esther menggoda John. Namun John tetap setia pada Kate.
Di lain pihak, Kate mendapat telpon dari Saarne
Institut. Rumah sakit jiwa yang berada di Estonia, yang sebelumnya pernah
dihubungi Kate. Si pengelola menceritakan bahwa Esther sebenarnya memiliki
kelainan hormon yang menyebabkan kekerdilan fisik. Esther sebenarnya telah
berusia 33 tahun. Dia mengalami hypopituitarism. Yang janggal adalah jika kita telusuri kelainan ini, hypopituitarism berkaitan erat dengan kerusakan otak dan tumor. Ganjil
sekali, karena Esther dari awal sampai akhir, tidak menampilkan kesakitan atas
kerusakan otak atau tumor yang dideritanya. Hypopituitarism
ini menjadi tempelan yang tidak perlu dan sangat dipaksakan agar penonton
mengakui adanya keganjilan ini.
Esther membunuh John dengan beberapa kali tusukan
telak di tubuhnya. Kini Esther memburu Max. Untunglah, Kate datang terlebih
dahulu untuk menyelamatkan anaknya. Kate berusaha menyelamatkan Max. Begitupun
Max, dengan ketakutannya dia melawan Esther, membantu ibunya. Kate menjadi super mom yang tangguh. Seseorang yang
tengah depresi beralih menjadi wanita hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar